I.
Judul : Kandungan
Protein dan Glukosa pada Urine dan
Respirasi Hewan dan Tumbuhan
II.
Tujuan : a. Mengukur kandungan glukosa dan protein
dalam urine.
b. Menentukan Jumlah O2 Yang Dibutuhkan Pada Respirasi Tumbuhan dan
Hewan.
III.
Landasan Teoritis
:
III.1 Urine
Urin
Urin atau air seni adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urin sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.
Urin atau air seni adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urin sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.
Komposisi
Urine
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos. Diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat.
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos. Diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat.
III.2 Larutan
Penguji Kandungan Zat pada Urine
Larutan Benedict
Larutan Benedict digunakan untuk menguji adanya kandungan glukosa dalam suatu bahan (makanan atau benda lain seperti urine). Adanya glukosa dalam bahan ditandai dengan warna merah bata. Yang terjadi bila adanya glukosa pada urine dapat di baca:
Larutan Benedict digunakan untuk menguji adanya kandungan glukosa dalam suatu bahan (makanan atau benda lain seperti urine). Adanya glukosa dalam bahan ditandai dengan warna merah bata. Yang terjadi bila adanya glukosa pada urine dapat di baca:
·
Glukosa
Biasanya tidak ada glukosa dalam air seni. Adanya glukosa dalam urine (disebut glukosuria) harus diwaspadai adanya gangguan atau penyakit. Jika glukosuria bersama hiperglikemia ( peningkatan kadar gula dalam darah ), maka kemungkinan adalah : diabetes mellitus (DM), sindrom Cushing, penyakit pankreas, kelainan susunan syaraf pusat, gangguan metabolisme berat (misalnya pada kebakaran hebat, penyakit hati lanjut, sepsis, dsb), atau oleh karena obat-obatan kortikosteroid, thiazide, obat kontrasepsi oral).Jika glukosuria tanpa hiperglikemia dapat dijumpai pada : kelainan fungsi tubulus ginjal, kehamilan, gula selain glukosa dalam urine atau makan buah-buahan sangat banyak.
Biasanya tidak ada glukosa dalam air seni. Adanya glukosa dalam urine (disebut glukosuria) harus diwaspadai adanya gangguan atau penyakit. Jika glukosuria bersama hiperglikemia ( peningkatan kadar gula dalam darah ), maka kemungkinan adalah : diabetes mellitus (DM), sindrom Cushing, penyakit pankreas, kelainan susunan syaraf pusat, gangguan metabolisme berat (misalnya pada kebakaran hebat, penyakit hati lanjut, sepsis, dsb), atau oleh karena obat-obatan kortikosteroid, thiazide, obat kontrasepsi oral).Jika glukosuria tanpa hiperglikemia dapat dijumpai pada : kelainan fungsi tubulus ginjal, kehamilan, gula selain glukosa dalam urine atau makan buah-buahan sangat banyak.
Larutan Biuret
Larutan Biuret dipakai untuk menguji adanya kandungan protein dalam suatu bahan. Warna yang menandakan bahwa makanan mengandung protein yaitu warna ungu, setelah makanan dicampurkan dengan biuret.
Adanya protein ditandai dengan perubahan warna bahan menjadi ungu.Uji protein bisa disebut sebagai uji biuret yang berarti suatu cara untuk memberikan hasil yang jelas terhadap senyawa-senyawa yang dipercaya memiliki ikatan peptida. Uji biuret digunakan sebagai cara untuk menentukan senyawa protein. Akibat adanya protein dalam urine :
Larutan Biuret dipakai untuk menguji adanya kandungan protein dalam suatu bahan. Warna yang menandakan bahwa makanan mengandung protein yaitu warna ungu, setelah makanan dicampurkan dengan biuret.
Adanya protein ditandai dengan perubahan warna bahan menjadi ungu.Uji protein bisa disebut sebagai uji biuret yang berarti suatu cara untuk memberikan hasil yang jelas terhadap senyawa-senyawa yang dipercaya memiliki ikatan peptida. Uji biuret digunakan sebagai cara untuk menentukan senyawa protein. Akibat adanya protein dalam urine :
· Protein
Biasanya
tidak ada protein yang terdeteksi pada urinalisis. Adanya protein dalam urine
disebut proteinuria. Proteinuria menunjukkan kerusakan pada ginjal, adanya
darah dalam air kencing atau infeksi kuman. Beberapa keadaan yang dapat
menyebabkan proteinuria adalah : penyakit ginjal (glomerulonefritis, nefropati
karena diabetes, pielonefritis, nefrosis lipoid), demam, hipertensi, multiple myeloma, keracunan
kehamilan (pre-eklampsia, eklampsia), infeksi saluran kemih (urinary
tract infection). Proteinuria juga dapat dijumpai pada orang sehat setelah
kerja jasmani, urine yang pekat atau stress karena emosi.
III.3
Respirasi
Alat respirasi adalah alat atau
bagian tubuh tempat 02 dapat berdifusi masuk dan sebaliknya C02
dapat berdifusi keluar.
Gambar 1 Berbagai macam alat respirasi pada hewan
Alat Respirasi pada
serangga
Corong hawa (trakea) adalah alat pernapasan yang dimiliki oleh serangga dan arthropoda lainnya. Pembuluh trakea bermuara pada lubang kecil yang ada di kerangka luar (eksoskeleton) yang disebut spirakel. Spirakel berbentuk pembuluh silindris yang berlapis zat kitin, dan terletak berpasangan pada setiap segmen tubuh. |
Gambar 2 Trakea pada
serangga
|
Spirakel
berbentuk pembuluh silindris yang berlapis zat kitin, dan terletak berpasangan
pada setiap segmen tubuh. Spirakel
mempunyai katup yang dikontrol oleh otot sehingga membuka dan menutupnya spirakel terjadi secara teratur. Pada umumnya spirakel terbuka selama serangga terbang, dan tertutup saat serangga beristirahat.
Oksigen dari luar masuk lewat spirakel. Kemudian udara dari spirakel menuju pembuluh-pembuluh trakea dan selanjutnya pembuluh trakea bercabang lagi menjadi cabang halus yang disebut trakeolus sehingga dapat mencapai seluruh jaringan dan alat tubuh bagian dalam. Trakeolus tidak berlapis kitin, berisi cairan, dan dibentuk oleh sel yang disebut trakeoblas. Pertukaran gas terjadi antara trakeolus dengan sel-sel tubuh. Trakeolus ini mempunyai fungsi yang sama dengan kapiler pada sistem pengangkutan (transportasi) pada vertebrata.
mempunyai katup yang dikontrol oleh otot sehingga membuka dan menutupnya spirakel terjadi secara teratur. Pada umumnya spirakel terbuka selama serangga terbang, dan tertutup saat serangga beristirahat.
Oksigen dari luar masuk lewat spirakel. Kemudian udara dari spirakel menuju pembuluh-pembuluh trakea dan selanjutnya pembuluh trakea bercabang lagi menjadi cabang halus yang disebut trakeolus sehingga dapat mencapai seluruh jaringan dan alat tubuh bagian dalam. Trakeolus tidak berlapis kitin, berisi cairan, dan dibentuk oleh sel yang disebut trakeoblas. Pertukaran gas terjadi antara trakeolus dengan sel-sel tubuh. Trakeolus ini mempunyai fungsi yang sama dengan kapiler pada sistem pengangkutan (transportasi) pada vertebrata.
Mekanisme
pernapasan pada serangga, misalnya belalang, adalah sebagai berikut :
Jika otot perut belalang
berkontraksi maka trakea mexrupih sehingga udara kaya CO2 keluar. Sebaliknya, jika otot perut belalang
berelaksasi maka trakea kembali pada volume semula sehingga tekanan udara
menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan di luar sebagai akibatnya udara di
luar yang kaya 02 masuk ke trakea.
Sistem trakea berfungsi
mengangkut O2 dan mengedarkannya ke seluruh tubuh, dan sebaliknya
mengangkut C02 basil respirasi untuk dikeluarkan dari tubuh. Dengan
demikian, darah pada serangga hanya berfungsi mengangkut sari makanan dan bukan
untuk mengangkut gas pernapasan.
Di bagian ujung trakeolus terdapat
cairan sehingga udara mudah berdifusi ke jaringan. Pada serangga air seperti
jentik nyamuk udara diperoleh dengan menjulurkan tabung pernapasan ke
perxnukaan air untuk mengambil udara.
Serangga air tertentu mempunyai
gelembung udara sehingga dapat menyelam di air dalam waktu lama. Misalnya,
kepik Notonecta sp. mempunyai gelembung udara di organ yang menyerupai pengambilan
udara melalui cabang-cabang halus serupa insang. Selanjutnya dari cabang halus
ini oksigen diedarkan melalui pembuluh trakea. rambut pada permukaan ventral.
Selama menyelam, O2 dalam gelembung dipindahkan melalui sistem trakea ke
sel-sel pernapasan. Selain itu, ada pula serangga yang mempunyai insang trakea
yang berfungsi menyerap udara dari air, atau pengambilan udara melalui cabang-cabang
halus serupa insang. Selanjutnya dari cabang halus ini oksigen diedarkan
melalui pembuluh trakea.
Respirasi pada tumbuhan
(kecambah kacang hijau)
Respirasi banyak memberikan manfaat bagi tumbuhan. Manfaat tersebut terlihat
dalam proses respirasi dimana terjadi proses pemecahan senyawa organik, dari
proses pemecahan tersebut maka dihasilkanlah senyawa-senyawa antara yang
penting sebagai ”Building Block”. Building Block merupakan senyawa-senyawa yang
penting sebagai pembentuk tubuh.
Senyawa-senyawa
tersebut meliputi asam amino untuk protein; nukleotida untuk asam nukleat; dan
prazat karbon untuk pigmen profirin (seperti klorofil dan sitokrom), lemak,
sterol, karotenoid, pigmen flavonoid seperti antosianin, dan senyawa aromatik
tertentu lainnya, seperti lignin.
Laju
respirasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu :
· Ketersediaan substrat.
Tersedianya substrat pada tanaman
merupakan hal yang penting dalam melakukan respirasi. Tumbuhan dengan kandungan
substrat yang rendah akan melakukan respirasi dengan laju yang rendah pula.
Demikian sebaliknya bila substrat yang tersedia cukup banyak maka laju
respirasi akan meningkat.
· Ketersediaan
Oksigen.
Ketersediaan oksigen akan
mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya pengaruh tersebut berbeda bagi
masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ pada tumbuhan yang sama.
Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara tidak banyak mempengaruhi laju
respirasi, karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk berrespirasi
jauh lebih rendah dari oksigen yang tersedia di udara.
· Suhu
Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan sangat terkait dengan faktor Q10, dimana umumnya laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10o C, namun hal ini tergantung pada masing-masing spesies.
Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan sangat terkait dengan faktor Q10, dimana umumnya laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10o C, namun hal ini tergantung pada masing-masing spesies.
· Tipe dan
umur tumbuhan.
Masing-masing spesies tumbuhan
memiliki perbedaan metabolisme, dengan demikian kebutuhan tumbuhan untuk
berespirasi akan berbeda pada masing-masing spesies. Tumbuhan muda menunjukkan
laju respirasi yang lebih tinggi dibanding tumbuhan yang tua. Demikian pula
pada organ tumbuhan yang sedang dalam masa pertumbuhan.
· Kadar CO2 dalam udara.
Kurangnya O2 atau
kelebihan CO2 tampak pada kegiatan respirasi biji-bijian, akar
maupun batang yang terpendam dalam tanah. Jika kadar CO2 naik sampai
10 % dan kadar O2 turun sampai 0 % maka respirasi akan terhenti.
· Persediaan air.
Jika kadar air sedikit maka
respirasi kecil. Jika biji (direndam air) maka respirasi menjadi lebih giat. Pada
daun yang layu maka respirasi lebih giat + gula (timbunan tepung/KH).
· Cahaya.
Cahaya fotosintesis + substrat
repirasi. Cahaya menambah panas, panas menambah kegiatan respirasi.
· Luka
Jaringan yg luka/terbuka + respirasi
aktivitas sel parenkim untuk menutup luka.
· Pengaruh bahan kimia.
Zat penghambat respirasi diantaranya
sianida, fluoride, Iodo asetat, CO diberikan pada jaringan. Dalam Konsentrasi
rendah (eter, kloroform, aseton, formaldehida) menambah respirasi dalam waktu
singkat.
III.4 Zat
Kimia Yang Digunakan
Larutan Eosin
Eosin
merupakan cairan
berwarna merah
yang biasanya dipakai untuk eksperimen biologi mengenai "Kecepatan Laju O2 yang
dibutuhkan Serangga
dan Tumbuhan".
Dalam penggunaanya, eosin dimasukkan ke dalam pipa respirometer
agar dapat melihat kecepatan laju oksigennya, untuk mengetes kecepatan
pernapasan serangga atau tumbuhan pada saat dimasukkan ke dalam tabung yang
udaranya terbatas.
NaOH
Natrium
hidroksida (NaOH).
Natrium Hidroksida terbentuk dari oksida basa Natrium Oksida
dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika
dilarutkan ke dalam air. Ia digunakan di berbagai macam bidang industri,
kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur kayu
dan kertas,
tekstil,
air minum,
sabun
dan deterjen.
Natrium hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan dalam laboratorium
kimia.Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk
pelet, serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50%. Ia bersifat lembap cair dan
secara spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas. Ia sangat
larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan. Larutan
natrium hidroksida akan meninggalkan noda kuning pada kain dan kertas.
IV.
Alat
dan Bahan :
Alat :
v Tabung
reaksi
-
Pirex 6 buah
-
Biasa 6 buah
v Lilin
& Korek api
v Pipet
tetes 2 buah
v Rak
tabung reaksi 1 buah
v Kain
pembersih
v Penjepit
tabung reaksi
v Pembersih
v Penghitung
waktu
v 1
set Respirometer
v Kapas
|
Bahan :
v Urine
2 ml (40 tetes)
v Benedict
v Biuret
v Belalang
/ Jangkrik
v Kecambah
kacang hijau
v NaOH
v Kapur
sirih
v Larutan
eosin
|
V.
Langkah
Kerja :
V.1
Percobaan 1 ( Urine )
1. Diberi
lebel pada setiap tabung reaksi
- Pirex
untuk uji glukosa pada urine
- T.
Reaksi biasa untuk uji protein pada urine
2. Diteteskan
urine kedalam 2 tabung reaksi sebanyak 1 ml (20 tetes) secara terpisah.
3. Tabung
reaksi jenis Pirex diteteskan 10 tetes benedict untuk uji glukosa dan tabung
biasa diteteskan 10 tetes biuret untuk uji protein pada urine.
4. Di
tunggu beberapa menit dan dicatat perubahan warna yang dihasilkan.
5. Setelah
dicatat, lalu larutan yang ada pada tabung reaksi Pirex yang ditetesi oleh
urine dan benedict dipanaskan diatas api lilin (jangan sampai mendidih sekali)
dengan dijepit dengan penjepit tabung reaksi, dengan hati-hati, jangan lupa
arahkan mulut tabung reaksi ke tempat terbuka (jangan kehadapan anda).
6. Ditunggu
sekitar 10 menit dan dicatat perubahan warna yang dihasilkan setelah
dipanaskan.
V.2
Percobaan kedua ( Respirasi )
1.
Di ambil seumlah serangga dan tanaman kecambah kacang
hijau
2.
Diambil NaOH untuk di bungkus sengan kertas dan , dimasukkan
ke dalam tabung respirometer.
3.
Kemudian dimasukkan 10 biji kacambah kacang hijau ke
dalam tabung respirometer dengan
posisi tabung ditidurkan dan biarkan sebentar (beberapa
menit).
4.
Ditutup respirometer dengan pipa berskala. Lalu
ditutup lubang pipa berskala tersebut dengan jari babarapa menit. Dan lepas.
5.
Diteteskan larutan eosin pada pipa berkala menggunakan
pipet tetes.
6.
Ditunggu sekitar 2 menit dan dicatat perpindahan skala
yang terjadi.
7.
Lalu dicatat skalanya pada tiap 2 menit pertama,
kedua, ketiga.
8.
Setelah selesai ditambah jumlah kecambah sampai
berjumlah 20 biji, dan terlebih dahulu
dicuci pipa berskala tersebut, lalu di tutup kembali.
9.
Di lakukan seperti langkah ke 4 sampai ke 7.
10. Setelah itu
kemudian ditambah 10 kecambah lagi sehingga jumlahseluruh kecambah menjadi 30
biji. Dan lalukan langkah kerja seperti yang ke 4 sampai ke 7.
11. Lakukan
percobaan yang sama pada serangga ( Jangkrik ).
12. Untuk kapur sirih,
di larutkan kapur sirih dengan air di suatu tempat dan di saring lalu di buat
ke wadah ( tab. Reaksi) dan di tiup oleh seorang teman (siswa) dengan sedotan,
sedotan tersebut menembus (masuk ke dalam air), ditiup beberapa menit hingga
menghasilkan perubahaan warna.
- Hasil Pengamatan
VI.1 Percobaan
Pertama ( Urine )
v Sangapan
No
|
Perlakuan pada Urine
|
Hasil warna Urine
|
1
|
Warna urine mula -mula
|
Orange
|
2
|
Ditetesi biuret
|
Bening keruh
|
3
|
Ditetesi benedict
|
Biru muda
|
4
|
Setelah dipanaskan
|
Hijau tua
|
5
|
Menghasilkan endapan
|
Ya
|
v Billy
No
|
Perlakuan pada Urine
|
Hasil warna Urine
|
1
|
Warna urine mula -mula
|
Orange
|
2
|
Ditetesi biuret
|
Bening
|
3
|
Ditetesi benedict
|
Biru muda
|
4
|
Setelah dipanaskan
|
Biru muda
|
5
|
Menghasilkan endapan
|
Tidak
|
v Yessy
No
|
Perlakuan pada Urine
|
Hasil warna Urine
|
1
|
Warna urine mula -mula
|
Kuning
|
2
|
Ditetesi biuret
|
Putih keruh
|
3
|
Ditetesi benedict
|
Hijau kebiru-biruan
|
4
|
Setelah dipanaskan
|
Hijau muda
|
5
|
Menghasilkan endapan
|
Tidak
|
v Amelia
No
|
Perlakuan pada Urine
|
Hasil warna Urine
|
1
|
Warna urine mula -mula
|
Orange
|
2
|
Ditetesi biuret
|
Putih keruh
|
3
|
Ditetesi benedict
|
Biru
|
4
|
Setelah dipanaskan
|
Hijau
|
5
|
Menghasilkan endapan
|
Tidak
|
v Anisah
No
|
Perlakuan pada Urine
|
Hasil warna Urine
|
1
|
Warna urine mula -mula
|
Kuning
|
2
|
Ditetesi biuret
|
Bening
|
3
|
Ditetesi benedict
|
Biru tua
|
4
|
Setelah dipanaskan
|
Hijau tua
|
5
|
Menghasilkan endapan
|
Ya
|
v Putri
Marito
No
|
Perlakuan pada Urine
|
Hasil warna Urine
|
1
|
Warna urine mula -mula
|
Orange
|
2
|
Ditetesi biuret
|
Bening
|
3
|
Ditetesi benedict
|
Biru tua
|
4
|
Setelah dipanaskan
|
Hijau kebiruan
|
5
|
Menghasilkan endapan
|
Ya
|
VI.2 Percobaan
kedua ( Respirasi )
No
|
Bahan
percobaan
|
Skala
Kecepatan 2 menit
|
||
Pertama
|
Kedua
|
Ketiga
|
||
1
|
K.kacang hijau 10
biji
|
0,01 – 0,02
|
0,02 – 0,03
|
0,03 – 0,04
|
2
|
K.kacang hijau 20
biji
|
0,02 – 0.04
|
0,04 – 0,08
|
0,08 – 0,14
|
3
|
K.kacang hijau 30
biji
|
0,01 – 0,03
|
0,3 – 0,1
|
0,1 – 0,3
|
4
|
Jangkrik 4 ekor
|
0,1 – 0,5
|
0,5 – 0,45
|
0,45 – 0,9
|
Tabel Hasil pengamatan
tentang respirasi.
NB : Karena kecepatan skala oleh jangkrik yang cepat
maka belum menempuh 2 menit
ke 3 , eosin sudah sampai pada respirometer (tempat jangkrik berada). Jadi tidak perlu lagi untuk menambah
jangkrik hingga 10 jangkrik.
v Air kapur sirih
Ca(OH)2 + CO2
CaCO2
VII.
Pembahasan
Pada
hasil yang telah di dapat maka dapat di bahas :
Urine
Dari hasil yang telah di dapat maka dapat
dikatakan urine yang mengandung glukosa adalah urine yang jika di campur dengan
larutan benedict akan meng-hasilkan warna merah bata (setelah di panaskan),
jadi dari kelompok kami yang positif urinenya mengandung glukosa ( mengalami
penyakit diabetes mellitus (DM) ) yaitu : tidak seorangpun. Jika urine menghasilkan
warna biru yang tetap tetapi agak lebih tua, maka kandungan glukosa kurang dari
1% yaitu glukosa-nya hanya 0,3%. Urine yang mengandung 0,3% glukosa yaitu
Sangapan, Billy, Anisah, Putri, Amel, sedangkan Yessy tidak. Bila urine terlalu
banyak mengandung glukosa maka akan terkena diabetes.
Dari teori seorang yang urinenya mengandung
protein ditandai dengan, jika urine di campur dengan larutan biuret akan
menghasilkan perubahan warna menjadi ungu. Dan menurut data dari kelompok kami
yang positif urinenya mengandung protein dan menderita penyakit proteinuria,
yaitu : tidak seorang pun. Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan proteinuria
adalah : penyakit ginjal (glomerulonefritis, nefropati karena diabetes,
pielonefritis, nefrosis lipoid), demam, hipertensi, multiple myeloma,
keracunan kehamilan (pre-eklampsia, eklampsia), infeksi saluran kemih (urinary
tract infection).
Adanya endapan saat melakukan tes urine
menguji kandungan glukosa, setelah di panaskan, itu bertanda adanya zat-zat
yang tidak terserap, tetapi seharusnya zat itu di serap oleh tubuh. Misalnya
zat kreatin, dan lain-lain.
Respirasi
Dari data
yang diambil melalui uji coba dengan respirometer sederhana. Mengukur kecepatan
respirasi tumbuhan dan hewan dengan larutan berwarna . Data diambil dengan cara
mengamati kedudukan larutan warna pada skala respirometer tiap
menit.Hal ini dipastikan karena larutan warna yang bergerak
tersebut disebabkan oleh aktivitas kecambah ataupun belalang dan NaOH. Peran
NaOH adalah menyerap H2O hasil respirasi, karena NaOH bersifat
hidrofil (hydrofilic) maka H2O hasil dari respirasi akan diserap
oleh NaOH. Maka dari itu NaOH dilapisi tertas agar sifat kaustik dari NaOH
tidak terlalu berefek pada makhluk hidup yang ada di dalam tabung ketika
melakukan ekspirasi, CO2 dari sisa metabolisme kecambah atau
belalang akan diikat oleh NaOH, dimana CO2 memiliki volume terbesar
karena merupakan gas. Akibatnya, volume CO2 dalam tabung kaca berisi
kecambah atau belalang akan terus berkurang karena CO2 oleh NaOH.
Volume udara yang berkurang akan menyebabkan adanya tekanan negatif yang
menyebabkan larutan larutan berwarna seperti eosin bergerak menuju tabung
kaca yang berisi belalang maupun kecambah kacang. Sehingga semakin banyak udara
yang dibutuhkan maka semakin cepat laju respirasinya, maka larutan
berwarna juga akan lebih cepat bergerak ke arah tabung.
Menurut teori, suatu kecambah kacang hijau yang masih muda akan
labih cepat melakukan respirasi di badingkan dengan tumbuhan yang sudah tua,
cepatnya laju respirasi di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti, suhu,
kelembapan, kandungan CO2 dan O2, luka, Ketersediaan
substrat, tipe dan
umur tumbuhan,cahaya,Pengaruh bahan kimia. Pada saat 10 biji toge dimasukan ke
dalam respirometer, kelajuan skala dari 2 menit pertama sampai ketiga,
berjalan/berlaju dengan kecepatan yang sama, tidak ada perubahan kecepatan dari
waktu ke waktu, itu menandakan laju respirasi kecabah tetap. Dan pada saat toge
telah di tambah menjadi berjumlah 20 biji, dengan cara dan keadaan yang sama
dengan yang tadi, tetap saja berkelajuan tatap, tatapi 2 kali lebih cepat dari
percobaan yang menggunakan 10 biji toge, tetapi pada saat 2 menit ketiga
kelajuan respirasi semakin cepat, yaitu dari 0,08 – 0,14 yang artinya berlaju
7,tetapi tadi pada saat 2 menit pertama dan kedua hanya mencapai 0,02 – 0,04
yang artinya berlaju 2. Pada saat toge ditambah menjadi 30 biji kelajuan bertambah
cepat tetapi tidak tetap, terkadang cepat terkadang lambat. Belalang yang
jumlahnya 4 ekor, berukuran lumayan besar, dengan aktifitas yang selalu
bergerak, mungkin kerena tembusan kristal NaOH yang mencair menembus kertas
(bungkus) mereka menjadi kepedihan karena bila NaOH terkena langsung pada kulit
akan mengakibatkan kulit luka bahkan sampai melepuh, jadi jangkrik menjadi
kesakitan dan beraktivitas banyak. Sehingga kelajuan menjadi cepat sekali,
bahkan pada 2 menit ketiga cairan eosin sudah sampai ke dalam tabung
respirometer.
Pada saat kapur sirih yang telah di saring dan di tiup dengan nafas
manusia, pada saat meniup udara di kenakan langsung dengan air kapur sirih, reaksi
kimia : Ca(OH)2 + CO2 ® CaCO2, Air kapur ( Ca(OH)2 akan bereaksi dengan udara
dari manusia yang mengandung CO2 dan akan menghasilkan CaCO2.
Warna ait sirih yang mula-mula bening bila
ditiup dengan nafas manusia yang mengandung CO2 akan berubah menjadi
berwarna keruh dan menghasilkan endapan, dan bila alat penghembus yang meniup air
sirih tidak akan berubah karena alat itu tidak dapat menghasilkan CO2. Itu menandakan bahwa manusia menghasilkan CO2.
- Kesimpulan
VIII.1 Urine yang mengandung glukosa adalah urine yang jika di campur dengan larutan benedict akan meng-hasilkan warna merah bata (setelah di panaskan), jadi dari kelompok kami yang positif urinenya mengandung glukosa ( mengalami penyakit
diabetes mellitus (DM) ) yaitu : tidak seorangpun.
VIII.2 Urine
di campur dengan larutan biuret
akan menghasilkan perubahan warna
menjadi ungu. Dan menurut data dari
kelompok kami yang positif urinenya
mengandung protein dan
menderita penyakit proteinuria, yaitu
: tidak seorang pun.
VIII.3 Peran NaOH adalah menyerap H2O
hasil respirasi, karena NaOH bersifat hidrofil
(hydrofilic) maka H2O hasil dari respirasi akan diserap oleh NaOH .
VIII.4 Menurut
teori, suatu kecambah kacang hijau yang masih muda akan labih cepat melakukan respirasi di badingkan dengan
tumbuhan yang sudah tua.
VIII.5 Ca(OH)2 + CO2 ® CaCO2, Air kapur ( Ca(OH)2 akan bereaksi dengan
udara dari manusia yang
mengandung CO2 dan akan menghasilkan CaCO2. Warna
ait sirih yang mula-mula bening bila ditiup dengan nafas manusia yang mengandung CO2 akan
berubah menjadi berwarna keruh dan menghasilkan
endapan.