Rabu, 10 Juli 2013

Praktikum biologi tes urine

     I.                                                                            Judul         :           Kandungan Protein dan Glukosa pada Urine dan
                                            Respirasi Hewan dan Tumbuhan
  II.                                                                            Tujuan      :     a. Mengukur kandungan glukosa dan protein dalam urine.
                                            b. Menentukan Jumlah O2  Yang Dibutuhkan Pada Respirasi Tumbuhan dan Hewan.
III.              Landasan Teoritis   :

III.1  Urine
*        Urin
         Urin atau air seni adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urin sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.

*        Komposisi Urine
        Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos. Diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat.




III.2      Larutan Penguji Kandungan Zat pada Urine
*      Larutan Benedict
              Larutan Benedict digunakan untuk menguji adanya kandungan glukosa dalam suatu bahan (makanan atau benda lain seperti urine). Adanya glukosa dalam bahan ditandai dengan warna merah bata. Yang terjadi bila adanya glukosa pada urine dapat di baca:
·      Glukosa
               Biasanya tidak ada glukosa dalam air seni. Adanya glukosa dalam urine (disebut glukosuria) harus diwaspadai adanya gangguan atau penyakit. Jika glukosuria bersama hiperglikemia ( peningkatan kadar gula dalam darah ), maka kemungkinan adalah : diabetes mellitus (DM), sindrom Cushing, penyakit pankreas, kelainan susunan syaraf pusat, gangguan metabolisme berat (misalnya pada kebakaran hebat, penyakit hati lanjut, sepsis, dsb), atau oleh karena obat-obatan kortikosteroid, thiazide, obat kontrasepsi oral).Jika glukosuria tanpa hiperglikemia dapat dijumpai pada : kelainan fungsi tubulus ginjal, kehamilan, gula selain glukosa dalam urine atau makan buah-buahan sangat banyak.        
*        Larutan Biuret
             Larutan Biuret dipakai untuk menguji adanya kandungan protein dalam suatu bahan. Warna yang menandakan bahwa makanan mengandung protein yaitu warna ungu, setelah makanan dicampurkan dengan biuret.
              Adanya protein ditandai dengan perubahan warna bahan menjadi ungu.
Uji protein bisa disebut sebagai uji biuret yang berarti suatu cara untuk memberikan hasil yang jelas terhadap senyawa-senyawa yang dipercaya memiliki ikatan peptida. Uji biuret digunakan sebagai cara untuk menentukan senyawa protein. Akibat adanya protein dalam urine :
·      Protein
               Biasanya tidak ada protein yang terdeteksi pada urinalisis. Adanya protein dalam urine disebut proteinuria. Proteinuria menunjukkan kerusakan pada ginjal, adanya darah dalam air kencing atau infeksi kuman. Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan proteinuria adalah : penyakit ginjal (glomerulonefritis, nefropati karena diabetes, pielonefritis, nefrosis lipoid), demam, hipertensi,         multiple myeloma, keracunan kehamilan (pre-eklampsia, eklampsia), infeksi saluran kemih (urinary tract infection). Proteinuria juga dapat dijumpai pada orang sehat setelah kerja jasmani, urine yang pekat atau stress karena emosi.

III.3  Respirasi
     Alat respirasi adalah alat atau bagian tubuh tempat 02 dapat berdifusi masuk dan sebaliknya C02 dapat berdifusi keluar.
http://bebas.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/Image/2-8a-1.jpg
Gambar 1  Berbagai macam alat respirasi pada hewan
*       Alat Respirasi pada serangga

          Corong hawa (trakea) adalah alat pernapasan yang dimiliki oleh serangga dan arthropoda lainnya. Pembuluh trakea bermuara pada lubang kecil yang ada di kerangka luar (eksoskeleton) yang disebut spirakel. Spirakel berbentuk pembuluh silindris yang berlapis zat kitin, dan terletak berpasangan pada setiap segmen tubuh.
http://bebas.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/Image/2-8a-2.jpgGambar 2 Trakea pada serangga
     Spirakel berbentuk pembuluh silindris yang berlapis zat kitin, dan terletak berpasangan pada setiap segmen tubuh. Spirakel
mempunyai katup yang dikontrol oleh otot sehingga membuka dan menutupnya spirakel terjadi secara teratur. Pada umumnya spirakel terbuka selama serangga terbang, dan tertutup saat serangga beristirahat.
    
Oksigen dari luar masuk lewat spirakel. Kemudian udara dari spirakel menuju pembuluh-pembuluh trakea dan selanjutnya pembuluh trakea bercabang lagi menjadi cabang halus yang disebut trakeolus sehingga dapat mencapai seluruh jaringan dan alat tubuh bagian dalam. Trakeolus tidak berlapis kitin, berisi cairan, dan dibentuk oleh sel yang disebut trakeoblas. Pertukaran gas terjadi antara trakeolus dengan sel-sel tubuh.                                            Trakeolus ini mempunyai fungsi yang sama dengan kapiler pada sistem pengangkutan (transportasi) pada vertebrata.
                        Mekanisme pernapasan pada serangga, misalnya belalang, adalah sebagai                       berikut :
     Jika otot perut belalang berkontraksi maka trakea mexrupih sehingga udara kaya CO2  keluar. Sebaliknya, jika otot perut belalang berelaksasi maka trakea kembali pada volume semula sehingga tekanan udara menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan di luar sebagai akibatnya udara di luar yang kaya 02 masuk ke trakea.
     Sistem trakea berfungsi mengangkut O2 dan mengedarkannya ke seluruh tubuh, dan sebaliknya mengangkut C02 basil respirasi untuk dikeluarkan dari tubuh. Dengan demikian, darah pada serangga hanya berfungsi mengangkut sari makanan dan bukan untuk mengangkut gas pernapasan.
     Di bagian ujung trakeolus terdapat cairan sehingga udara mudah berdifusi ke jaringan. Pada serangga air seperti jentik nyamuk udara diperoleh dengan menjulurkan tabung pernapasan ke perxnukaan air untuk mengambil udara.
     Serangga air tertentu mempunyai gelembung udara sehingga dapat menyelam di air dalam waktu lama. Misalnya, kepik Notonecta sp. mempunyai gelembung udara di organ yang menyerupai pengambilan udara melalui cabang-cabang halus serupa insang. Selanjutnya dari cabang halus ini oksigen diedarkan melalui pembuluh trakea. rambut pada permukaan ventral. Selama menyelam, O2 dalam gelembung dipindahkan melalui sistem trakea ke sel-sel pernapasan. Selain itu, ada pula serangga yang mempunyai insang trakea yang berfungsi menyerap udara dari air, atau pengambilan udara melalui cabang-cabang halus serupa insang. Selanjutnya dari cabang halus ini oksigen diedarkan melalui pembuluh trakea.  

*            Respirasi pada tumbuhan (kecambah kacang hijau)
         Respirasi banyak memberikan manfaat bagi tumbuhan. Manfaat tersebut terlihat dalam proses respirasi dimana terjadi proses pemecahan senyawa organik, dari proses pemecahan tersebut maka dihasilkanlah senyawa-senyawa antara yang penting sebagai ”Building Block”. Building Block merupakan senyawa-senyawa yang penting sebagai pembentuk tubuh.
         Senyawa-senyawa tersebut meliputi asam amino untuk protein; nukleotida untuk asam nukleat; dan prazat karbon untuk pigmen profirin (seperti klorofil dan sitokrom), lemak, sterol, karotenoid, pigmen flavonoid seperti antosianin, dan senyawa aromatik tertentu lainnya, seperti lignin.
         Laju respirasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu :
· Ketersediaan substrat.
Tersedianya substrat pada tanaman merupakan hal yang penting dalam melakukan respirasi. Tumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah akan melakukan respirasi dengan laju yang rendah pula. Demikian sebaliknya bila substrat yang tersedia cukup banyak maka laju respirasi akan meningkat.
· Ketersediaan Oksigen.
Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya pengaruh tersebut berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ pada tumbuhan yang sama. Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara tidak banyak mempengaruhi laju respirasi, karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk berrespirasi jauh lebih rendah dari oksigen yang tersedia di udara.
· Suhu
Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan sangat terkait dengan faktor Q10, dimana umumnya laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10o C, namun hal ini tergantung pada masing-masing spesies.
·  Tipe dan umur tumbuhan.
Masing-masing spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolisme, dengan demikian kebutuhan tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada masing-masing spesies. Tumbuhan muda menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi dibanding tumbuhan yang tua. Demikian pula pada organ tumbuhan yang sedang dalam masa pertumbuhan.
·  Kadar CO2 dalam udara.
Kurangnya O2 atau kelebihan CO2 tampak pada kegiatan respirasi biji-bijian, akar maupun batang yang terpendam dalam tanah. Jika kadar CO2 naik sampai 10 % dan kadar O2 turun sampai 0 % maka respirasi akan terhenti.
·  Persediaan air.
Jika kadar air sedikit maka respirasi kecil. Jika biji (direndam air) maka respirasi menjadi lebih giat. Pada daun yang layu maka respirasi lebih giat +  gula (timbunan tepung/KH).
·  Cahaya.
Cahaya fotosintesis + substrat repirasi. Cahaya menambah panas, panas menambah kegiatan respirasi.
·  Luka
Jaringan yg luka/terbuka + respirasi aktivitas sel parenkim untuk menutup luka.
·  Pengaruh bahan kimia.
Zat penghambat respirasi diantaranya sianida, fluoride, Iodo asetat, CO diberikan pada jaringan. Dalam Konsentrasi rendah (eter, kloroform, aseton, formaldehida) menambah respirasi dalam waktu singkat.

III.4  Zat Kimia Yang Digunakan
*   Larutan Eosin
     Eosin merupakan cairan berwarna merah yang biasanya dipakai untuk eksperimen biologi mengenai "Kecepatan Laju O2 yang dibutuhkan Serangga dan Tumbuhan". Dalam penggunaanya, eosin dimasukkan ke dalam pipa respirometer agar dapat melihat kecepatan laju oksigennya, untuk mengetes kecepatan pernapasan serangga atau tumbuhan pada saat dimasukkan ke dalam tabung yang udaranya terbatas.
*   NaOH
     Natrium hidroksida (NaOH). Natrium Hidroksida terbentuk dari oksida basa Natrium Oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Ia digunakan di berbagai macam bidang industri, kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, air minum, sabun dan deterjen. Natrium hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan dalam laboratorium kimia.Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet, serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50%. Ia bersifat lembap cair dan secara spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas. Ia sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan. Larutan natrium hidroksida akan meninggalkan noda kuning pada kain dan kertas.



 IV.            Alat dan Bahan :
Alat :
v Tabung reaksi
-          Pirex 6 buah
-          Biasa 6 buah
v Lilin & Korek api
v Pipet tetes 2 buah
v Rak tabung reaksi 1 buah
v Kain pembersih
v Penjepit tabung reaksi
v Pembersih
v Penghitung waktu
v 1 set Respirometer
v Kapas
Bahan :
v Urine 2 ml (40 tetes)
v Benedict
v Biuret
v Belalang / Jangkrik
v Kecambah kacang hijau
v NaOH
v Kapur sirih
v Larutan eosin


    V.            Langkah Kerja :
V.1 Percobaan 1 ( Urine )
1.      Diberi lebel pada setiap tabung reaksi
-       Pirex untuk uji glukosa pada urine
-       T. Reaksi biasa untuk uji protein pada urine
2.      Diteteskan urine kedalam 2 tabung reaksi sebanyak 1 ml (20 tetes) secara terpisah.
3.      Tabung reaksi jenis Pirex diteteskan 10 tetes benedict untuk uji glukosa dan tabung biasa diteteskan 10 tetes biuret untuk uji protein pada urine.
4.      Di tunggu beberapa menit dan dicatat perubahan warna yang dihasilkan.
5.      Setelah dicatat, lalu larutan yang ada pada tabung reaksi Pirex yang ditetesi oleh urine dan benedict dipanaskan diatas api lilin (jangan sampai mendidih sekali) dengan dijepit dengan penjepit tabung reaksi, dengan hati-hati, jangan lupa arahkan mulut tabung reaksi ke tempat terbuka (jangan kehadapan anda).
6.      Ditunggu sekitar 10 menit dan dicatat perubahan warna yang dihasilkan setelah dipanaskan.




V.2 Percobaan kedua ( Respirasi )
1.      Di ambil seumlah serangga dan tanaman kecambah kacang hijau
2.      Diambil NaOH untuk di bungkus sengan kertas dan , dimasukkan ke dalam            tabung respirometer.
3.      Kemudian dimasukkan 10 biji kacambah kacang hijau ke dalam tabung       respirometer dengan posisi tabung ditidurkan dan biarkan sebentar          (beberapa menit).
4.      Ditutup respirometer dengan pipa berskala. Lalu ditutup lubang pipa berskala tersebut dengan jari babarapa menit. Dan lepas.
5.      Diteteskan larutan eosin pada pipa berkala menggunakan pipet tetes.
6.      Ditunggu sekitar 2 menit dan dicatat perpindahan skala yang terjadi.
7.      Lalu dicatat skalanya pada tiap 2 menit pertama, kedua, ketiga.
8.      Setelah selesai ditambah jumlah kecambah sampai berjumlah 20 biji, dan     terlebih dahulu dicuci pipa berskala tersebut, lalu di tutup kembali.
9.      Di lakukan seperti langkah ke 4 sampai ke 7.
10.  Setelah itu kemudian ditambah 10 kecambah lagi sehingga jumlahseluruh kecambah menjadi 30 biji. Dan lalukan langkah kerja seperti yang ke 4 sampai ke 7.
11.  Lakukan percobaan yang sama pada serangga ( Jangkrik ).
12.  Untuk kapur sirih, di larutkan kapur sirih dengan air di suatu tempat dan di saring lalu di buat ke wadah ( tab. Reaksi) dan di tiup oleh seorang teman (siswa) dengan sedotan, sedotan tersebut menembus (masuk ke dalam air), ditiup beberapa menit hingga menghasilkan perubahaan warna.

  1. Hasil Pengamatan
VI.1 Percobaan Pertama ( Urine )

v  Sangapan
No
Perlakuan pada Urine
Hasil warna Urine
1
Warna urine mula -mula
Orange
2
Ditetesi biuret
Bening keruh
3
Ditetesi benedict
Biru muda
4
Setelah dipanaskan
Hijau tua
5
Menghasilkan endapan
Ya



v Billy
No
Perlakuan pada Urine
Hasil warna Urine
1
Warna urine mula -mula
Orange
2
Ditetesi biuret
Bening
3
Ditetesi benedict
Biru muda
4
Setelah dipanaskan
Biru muda
5
Menghasilkan endapan
Tidak

v Yessy
No
Perlakuan pada Urine
Hasil warna Urine
1
Warna urine mula -mula
Kuning
2
Ditetesi biuret
Putih keruh
3
Ditetesi benedict
Hijau kebiru-biruan
4
Setelah dipanaskan
Hijau muda
5
Menghasilkan endapan
Tidak

v Amelia
No
Perlakuan pada Urine
Hasil warna Urine
1
Warna urine mula -mula
Orange
2
Ditetesi biuret
Putih keruh
3
Ditetesi benedict
Biru
4
Setelah dipanaskan
Hijau
5
Menghasilkan endapan
Tidak

v Anisah
No
Perlakuan pada Urine
Hasil warna Urine
1
Warna urine mula -mula
Kuning
2
Ditetesi biuret
Bening
3
Ditetesi benedict
Biru tua
4
Setelah dipanaskan
Hijau tua
5
Menghasilkan endapan
Ya

v Putri Marito
No
Perlakuan pada Urine
Hasil warna Urine
1
Warna urine mula -mula
Orange
2
Ditetesi biuret
Bening
3
Ditetesi benedict
Biru tua
4
Setelah dipanaskan
Hijau kebiruan
5
Menghasilkan endapan
Ya

VI.2 Percobaan kedua ( Respirasi )

No
Bahan percobaan
Skala Kecepatan 2 menit
Pertama
Kedua
Ketiga
1
K.kacang hijau 10 biji
0,01 – 0,02
0,02 – 0,03
0,03 – 0,04
2
K.kacang hijau 20 biji
0,02 – 0.04
0,04 – 0,08
0,08 – 0,14
3
K.kacang hijau 30 biji
0,01 – 0,03
0,3 – 0,1
0,1 – 0,3
4
Jangkrik 4 ekor
0,1 – 0,5
0,5 – 0,45
0,45 – 0,9
              Tabel Hasil pengamatan tentang respirasi.
            NB : Karena kecepatan skala oleh jangkrik yang cepat maka belum menempuh 2                         menit ke 3 , eosin sudah sampai pada respirometer (tempat jangkrik berada).               Jadi tidak perlu lagi untuk menambah jangkrik hingga 10 jangkrik.

v  Air kapur sirih
Ca(OH)2 + CO2 ­­              CaCO2

 








VII.          Pembahasan
Pada hasil yang telah di dapat maka dapat di bahas :
*        Urine
     Dari hasil yang telah di dapat maka dapat dikatakan urine yang mengandung glukosa adalah urine yang jika di campur dengan larutan benedict akan meng-hasilkan warna merah bata (setelah di panaskan), jadi dari kelompok kami yang positif urinenya mengandung glukosa ( mengalami penyakit diabetes mellitus (DM) ) yaitu : tidak seorangpun. Jika urine menghasilkan warna biru yang tetap tetapi agak lebih tua, maka kandungan glukosa kurang dari 1% yaitu glukosa-nya hanya 0,3%. Urine yang mengandung 0,3% glukosa yaitu Sangapan, Billy, Anisah, Putri, Amel, sedangkan Yessy tidak. Bila urine terlalu banyak mengandung glukosa maka akan terkena diabetes.
     Dari teori seorang yang urinenya mengandung protein ditandai dengan, jika urine di campur dengan larutan biuret akan menghasilkan perubahan warna menjadi ungu. Dan menurut data dari kelompok kami yang positif urinenya mengandung protein dan menderita penyakit proteinuria, yaitu : tidak seorang pun. Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan proteinuria adalah : penyakit ginjal (glomerulonefritis, nefropati karena diabetes, pielonefritis, nefrosis lipoid), demam, hipertensi, multiple myeloma, keracunan kehamilan (pre-eklampsia, eklampsia), infeksi saluran kemih (urinary tract infection).
     Adanya endapan saat melakukan tes urine menguji kandungan glukosa, setelah di panaskan, itu bertanda adanya zat-zat yang tidak terserap, tetapi seharusnya zat itu di serap oleh tubuh. Misalnya zat kreatin, dan lain-lain.
*      Respirasi
     Dari data yang diambil melalui uji coba dengan respirometer sederhana. Mengukur kecepatan respirasi tumbuhan dan hewan dengan larutan berwarna . Data diambil dengan cara mengamati kedudukan larutan warna  pada skala respirometer tiap  menit.Hal ini dipastikan karena larutan warna  yang bergerak tersebut disebabkan oleh aktivitas kecambah ataupun belalang dan NaOH. Peran NaOH adalah menyerap H2O hasil respirasi, karena NaOH bersifat hidrofil (hydrofilic) maka H2O hasil dari respirasi akan diserap oleh NaOH. Maka dari itu NaOH dilapisi tertas agar sifat kaustik dari NaOH tidak terlalu berefek pada makhluk hidup yang ada di dalam tabung ketika melakukan ekspirasi, CO2 dari sisa metabolisme kecambah atau belalang akan diikat oleh NaOH, dimana CO2 memiliki volume terbesar karena merupakan gas. Akibatnya, volume CO2 dalam tabung kaca berisi kecambah atau belalang akan terus berkurang karena CO2 oleh NaOH. Volume udara yang berkurang akan menyebabkan adanya tekanan negatif yang menyebabkan larutan larutan berwarna seperti eosin  bergerak menuju tabung kaca yang berisi belalang maupun kecambah kacang. Sehingga semakin banyak udara yang dibutuhkan maka semakin cepat laju respirasinya, maka larutan berwarna  juga akan lebih cepat bergerak ke arah tabung.
     Menurut teori, suatu kecambah kacang hijau yang masih muda akan labih cepat melakukan respirasi di badingkan dengan tumbuhan yang sudah tua, cepatnya laju respirasi di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti, suhu, kelembapan, kandungan CO2 dan O2, luka, Ketersediaan substrat, tipe dan umur tumbuhan,cahaya,Pengaruh bahan kimia. Pada saat 10 biji toge dimasukan ke dalam respirometer, kelajuan skala dari 2 menit pertama sampai ketiga, berjalan/berlaju dengan kecepatan yang sama, tidak ada perubahan kecepatan dari waktu ke waktu, itu menandakan laju respirasi kecabah tetap. Dan pada saat toge telah di tambah menjadi berjumlah 20 biji, dengan cara dan keadaan yang sama dengan yang tadi, tetap saja berkelajuan tatap, tatapi 2 kali lebih cepat dari percobaan yang menggunakan 10 biji toge, tetapi pada saat 2 menit ketiga kelajuan respirasi semakin cepat, yaitu dari 0,08 – 0,14 yang artinya berlaju 7,tetapi tadi pada saat 2 menit pertama dan kedua hanya mencapai 0,02 – 0,04 yang artinya berlaju 2. Pada saat toge ditambah menjadi 30 biji kelajuan bertambah cepat tetapi tidak tetap, terkadang cepat terkadang lambat. Belalang yang jumlahnya 4 ekor, berukuran lumayan besar, dengan aktifitas yang selalu bergerak, mungkin kerena tembusan kristal NaOH yang mencair menembus kertas (bungkus) mereka menjadi kepedihan karena bila NaOH terkena langsung pada kulit akan mengakibatkan kulit luka bahkan sampai melepuh, jadi jangkrik menjadi kesakitan dan beraktivitas banyak. Sehingga kelajuan menjadi cepat sekali, bahkan pada 2 menit ketiga cairan eosin sudah sampai ke dalam tabung respirometer.
                                Pada saat kapur sirih yang telah di saring dan di tiup dengan nafas manusia, pada saat meniup udara di kenakan langsung dengan air kapur sirih, reaksi kimia : Ca(OH)2 + CO2 ® CaCO2, Air kapur ( Ca(OH)2 akan bereaksi dengan udara dari manusia yang mengandung CO2 dan akan menghasilkan CaCO2.  Warna ait sirih yang mula-mula bening bila ditiup dengan nafas manusia yang mengandung CO2 akan berubah menjadi berwarna keruh dan menghasilkan endapan, dan bila alat penghembus yang meniup air sirih tidak akan berubah karena alat itu tidak dapat menghasilkan CO2.  Itu menandakan bahwa manusia menghasilkan CO2.









  1. Kesimpulan
VIII.1 Urine yang mengandung         glukosa adalah urine yang jika di campur       dengan larutan benedict akan     meng-hasilkan warna merah bata (setelah di panaskan), jadi dari kelompok            kami yang positif urinenya          mengandung glukosa ( mengalami penyakit   diabetes mellitus (DM) ) yaitu :          tidak seorangpun.
VIII.2 Urine di campur           dengan larutan biuret akan menghasilkan perubahan             warna menjadi ungu.   Dan menurut data dari kelompok kami yang positif urinenya mengandung             protein dan menderita penyakit proteinuria,          yaitu : tidak seorang pun.
VIII.3 Peran NaOH adalah menyerap H2O hasil respirasi, karena NaOH bersifat    hidrofil (hydrofilic) maka H2O hasil dari respirasi akan diserap oleh NaOH       .
VIII.4 Menurut teori, suatu kecambah kacang hijau yang masih muda akan labih    cepat melakukan respirasi di badingkan dengan tumbuhan yang sudah tua.
VIII.5 Ca(OH)2 + CO2 ® CaCO2, Air kapur ( Ca(OH)2 akan bereaksi dengan udara           dari manusia yang mengandung CO2 dan akan menghasilkan CaCO2.    Warna ait sirih yang mula-mula bening bila ditiup dengan nafas manusia             yang mengandung CO2 akan berubah menjadi berwarna keruh dan             menghasilkan endapan.